Sabtu, 26 Maret 2011

Tugas B.indonesia bulan ke-2

Nama                 :  Amaliyah
Kelas                  3EA10
NPM                   :  11208512
Mata Kuliah        :  Softskill B.indonesia 2

Proposal

1. Latar Belakang
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematik dan terperinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal (Finoza,1999:157) kedudukan proposal sama fungsinya dengan kerangka karangan.
Rrencana yang jelas tentu dibutuhkan saat akan memulai suatu kegiatan. Untuk itulah sebuah rencana kerja atau proposal untuk dibutuhkan. Adanya proposal tentu membantu mengetahui apa-apa saja yang harus dikerjakan, beberapa waktu dan anggaran biaya yang diperlukan untuk sebuah kegiatan. Proposal dapat Menjelaskan secara tidak langsung kepada pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan tersebut. Proposal juga rencana yang mengarahkan panitia dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
2. Masalah
     Membedakan antara proposal ilmiah dan semi ilmiah atau resmi dan tidak resmi.
3. Isi
            Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail.
            Proposal juga diartikan sebagai rancangan kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang ingin dilakukan. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan.
*   Be  *   Bentuk Proposal
     Proposal Rencana Kegiatan

-       Usaha (Bisnis)
-       Organisasi → Pengurus dan Kepanitiaan
-       Proposal Penelitian → Skripsi, Tesis, Magang
-       Proposal Bantuan Dana (Sponsorship)
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
*   Jenis-Jenis Proposal
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Proposal berbentuk formal, terdiri
2. Semiformal,
3. Nonformal
            Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1) bagian pendahuluan, yang terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan; 2) isi proposal, terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya; 3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
            Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.
*   Isi Proposal
            Jenis dari isi proposal ada dua, seperti yang diatas adalah isi proposal yang berbentuk kompleks, dan yang sederhana meliputi: nama kegiatan (judul), dasar pemikiran, tujuan diadakannya kegiatan, ruang lingkup, waktu dan tempat kegiatan, penyelenggara (panitia), anggaran biaya, dan penutup.
*   Ciri-Ciri Proposal
     1. Proposal dibuat untuk meringkas kegiatan yang akan dilakukan
     2. Sebagai pemberitahuan pertama suatu kegiatan
     3. Berisikan tujuan-tujuan, latar belakang acara
4. Pastinya proposal itu berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah di jilid   yang nantinya diserahkan kepada si empunya acara
*   Ada beberapa hal yang biasanya di detailkan dalam proposal bisnis:
1. Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
2. Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada pembacanya.
3. Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga mencapai tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca
*   sistematika penulisan proposal kegiatan secara umum adalah diantaranya harus ada :
a.  pendahuluan :berisis tentang latar belakang di laksanakan kegiatan tersebut..point pembahasan mengacu pada SWOT
b.  Dasar pemikiran: berisikan dasar yang digunakan pelaksanaan kegiatan, misalnya dasar yang digunakan secara umum, contoh : mengacu pada undang-undang no sekian...danseterusnya.
c.  Tujuan : tujuan apa yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut, tentukan juga output yang akan dihasilkan.
d.  Tema : tema apa yang di angkat.
e.  Jenis Kegiatan : menjelaskan rangkaian kegiatan
f.   Target : target kegiatan harus jelas
g. Sasaran peserta : membicarakan objek siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut
h. Waktu dan tempat pelaksanaan : membahas waktu pelaksanaan dari hari, tanggal, bulan, tahun
i.   Anggaran dana : jumlah dana pamasukan, pengeluaran, penulisanya di buat lampiran
j.   Susunan kepanitiaan : biasanya di tulis posisi kepanitiaan yang penting saja : misal Pelindung, Steering Commite dll
k.  Jadwal kegiatan : jadwal di susun sesuai dengan kalender kegiatan.
l.   Penutup : diini tentang harapan dan dukungan bagi semua pihak.

PROPOSAL USAHA KECIL BISNIS WARUNG AYAM GORENG  KREMES
     Usaha Kecil Menengah dalam pengembangnya diperlukan Studi Kelayakan Proyek walau dalam skala kecil dan sederhana,hal ini dilakukan untuk menghindari keterlanjuran penanaman Modal yang ternyata tidak menguntungkan (Suad Hasan,Suwarsono Muhammad,”Studi Kelayakan Proyek”,UPP AMP YKPN). Disamping Studi Kelayakan juga tak kalah penting adalah Riset Pemasaran hal ini dilakukan agar UKM tersebut dapat terbantu untuk mengetahui Keinginan,Kebutuhan sekaligus Kepuasan Konsumen (Nugroho J Setiadi ,”Perilaku Konsumen” Penerbit Prenada Media). Beberapa Aspek dalam Riset Pemasaran antara lain adalah Riset Harus memperhatikan masalah Budaya setempat,Sosial ekonomi,Pribadi dan Juga Aspek Psikologis dari Konsumen.
Dengan memperhatikan Studi kelayakan Proyek dan Riset Pemasaranya maka kita dapat menentukan jenis usaha apa atau produk apa yang akan kita kerjakan, dengan demikian resiko kegagalan dapat ditekan seminimal mungkin.
Bab 1
Pendahuluan
1.1.Tujuan Pengembangan Proyek
     Dalam rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha usaha yang bersifat Agresif, Kreatif, Penuh perhitungan dan Berorientasi Pasar. Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik,itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK. Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari Aspek Sosial,Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran.
1.2.Studi Kelayakan Proyek
     Dari Pengamatan Langsung dan dari data jumlah Mobil /Sepeda Motor yang melakukan Parkir di Rumah Makan Ayam Goreng yang sudah Cukup terkenal di Jogjakarta dimana rata rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Ayam Goreng Kremesan cukup laris dan memasyarakat serta dari segi Ekonomi layak untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan.
     Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan yang kurang terkenal yang notabene adalah produk Mitu dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan Terkenal di Jogjakarta dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 Ekor.
     Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek Ayam Goreng ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 15 Ekor ayam maka Omset yang diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam Goreng adalah Rp.30.000,- jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari ayam goreng yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang.
Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb :
1.Harga Ayam Hidup : Rp.20.000,-/Ekor
2.Biaya Bumbu dll : Rp. 2.500,-/Ekor
3.Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,-/Ekor
4.Biaya Iklan : Rp. 1.000/Ekor
5.Biaya distribusi : Rp. 500/Ekor
Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor
     Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.30.000,- dikurangi Total biaya sebesar Rp.26.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam. Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.
1.3.Usulan Proyek
Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity diharapakan adalah 15 % maka kiranya Proyek Ayam Goreng Kremesan ini layak untuk dipertimbangkan. Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan baku ayam kampung yang cukup melimpah di daerah Jogjakarta dan Sekitarnya sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin. Mudahnya membuat ayam Goreng Kremesan serta tidak perlu memakai resep yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan Produk ini.
Bab 2
Pengembangan Produk
2.1.Konsep Produk
     Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis masakan Ayam Goreng beberapa diantaranya adalah Ayam Goreng Manis , Ayam Goreng Model Kentucky ,Ayam Goreng Asin , Ayam Goreng Kremesan serta banyak lagi lainnya. Sedangkan Ayam Goreng yang akan dipasarkan adalah Jenis Ayam Goreng Model Kremesan, hal ini mengingat animo yang sangat besar terhadap jenis Ayam Goreng Kremesan. Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu. Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar.
2.2.Pengembangan Produk
     Pengembangan produk kedepan untuk produk ayam goreng ini agak sulit mengingat bahwa Model atau jenis dari masakan Ayam Goreng memiliki karakteristik tersendiri,pasar tersendiri dan langganan atau customer tersendiri pula.
     Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara pendistribusian ke langganan. Jenis Ayam Goreng model Kentucky mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap Produk Ayam Goreng Kremesan mengingat sama sama menggunakan Tepung dan mudah dalam Proses membuatnya.
2.3.Uji Produk
     Setelah kita mampu membuat produk Ayam Goreng Kremesan,maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya. Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa,kekenyalannya,kering dan tidaknya,serta yang tidak kalah penting adalah Higienesnya. Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur, Pekerjaan , tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk ayam goreng seperti apa yang mereka inginkan.
2.4.Persiapan Produksi
     Setelah kita mengetahui keinginan konsumen konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan Sumber Daya Manusia,Bahan Baku utama,Bahan baku tambahan,Alat Pengolah,Tempat Produksi,serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan. Sumber Daya Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk Ayam Goreng ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual,untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Goreng mutlak diperlukan. Ketersediaan Bahan Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup,mengenai bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat pengolah ayam Goreng Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan. Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Goreng Kremesan ini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi.
     Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp.450.000,- adalah sekitar Rp.5.000.000,- Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah.
Bab 3
Positioning Produk
3.1.Segmentasi Targeting Dan Positioning Produk
     Segmentasi Produk adalah proses menempatkan Konsumen dalam subkelompok di Pasar Produk ,sehingga pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan (“ Perilaku Konsumen” , Nugroho J setiadi ). Dengan kata lain Segmentasi Pasar adalah Proses mengkotak kotakan Pasar yang heterogen kedalam potensial Customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari Geografi,Demografi,Psikografi,dan Behavior (Tingkah Laku) untuk Ayam Goreng Kremesan ini kita akan mengambil Segmen Variabel Psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar Ayam Goreng Kremesan ini. Setelah kita mampu mengindentifikasi Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil Segmen tingkat sosial,maka selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran. Dalam hal positioning Produk Ayam Goreng Kremesan ini akan kita posisikan sebagai Produk Ayam Goreng dengan rasa yang sama dengan Ayam Goreng Kremesan yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh Masyarakat kalangan bawah (Murah). Atau dengan kata lain yang lebih simple adalah Ayam Goreng Kremesan dengan rasa yang enak dan harga murah. Positioning ini mengacu pada teori dimana Positioning Produk harus Jelas ,Berbeda dan memiliki nilai lebih.
3.2 Uji Studi Positioning Produk.
     Dalam melakukan uji Positioning Produk yang perlu diperhatikan adalah apakah setelah kita meluncurkan produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa produk yang kita bikin itu sesuai dengan kebutuhannya,berbeda dari produk pesaing,memiliki nilai tambah buat konsumen. Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning Produk Ayam goreng Kremesan maka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan Produk yang kita janjikan (yang didapat).
     Sudah barang tentu kita memerlukan Questionnaire yang agak berbeda dari Questionnaire Uji produk ,Pada Questionnaire Uji Positioning kita lebih menekankan Apakah Produk Kita berbeda dari Produk Pesaing dari segi rasa,harga,kemasan,cara penyajian dsb Dengan demikian dibenak konsumen Produk yang mereka beli haruslah ada kesan lain atau berbeda dengan pesaing.
Bab 4
Marketing Mix
4.1.Penentuan Harga
     Setelah menentukan Positioning Produk maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah Marketing Mix Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada, dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi, dan Place/ tempat /Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada,sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi.
     Dalam hal Ayam Goreng Kremesan dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah bawah maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung,
4.2.Penentuan Produk/Merek
Penentaun Merek produk dapat dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk tersebut,umumnya produk Makanan lebih memilih nama Generic dari Produk yang dibuat dengan ditambah label tertentu. Semisal ayam Goreng Suharti,Ayam Goreng Maryati,Soto Pak Marto,Soto Sholeh dan lain sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya nama Genericnya saja. Dengan demikian dalam membuat ayam Goreng Kremesan ini kita tidak boleh memberi nama hanya Ayam Goreng Kremesan begitu saja,namun harus ada label tertentu dimana label ini menjadi Faktor pembeda dari produk lain yang sejenis. Nama untuk Ayam Goreng juga dapat diberikan semisal asal resep,atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Ayam Goreng ini dibuat.
4.3.Promosi
Dalam melakukan Promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis besar promosi dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL)dan Below the line(BTL). Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV,Radio,dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen misalnya adalah Sponsorship didalam Event event tertentu,Direct mail,Demo Memasak dan lain sebagainya. Untuk Produk ayam goreng Media Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi langsung ke konsumen,dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa Ayam goreng tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain. Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk melakukan promosi Above The Line misalnya.
4.4.Distribusi/Tempat Penjualan
     Tempat penjualan produk ayam goreng ini hendaknya dipilih tempat yang benar benar Strategis,dengan Trafic yang padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat penjualan padat. Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying Signal,Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera tahu,dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal baru akan timbul.
Bab 5
Uji Pemasaran
5.1.Strategi Penjualan
     Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah Distribusi,Penyajian,dan tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk Pemasaran produk dengan skala kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya adalah menganut penjualan langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali dengan Produk produk food maupun Produk non food yang sudah berskala industri menengah atas yang suka atau tidak suka harus menggunakan jasa Distributor untuk memasarkannya. Namun demikian guna mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya. Sebagai Kota salah satu tujuan Pariwisata Keberadaan dari Produk ayam Goreng Kremesan ini sangat unik, tidak banyak Produk seperti ini beredar di luar jogja,untuk itu ,pada saat saat High Season saat liburan mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sarana penjualan. Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan Ayam goreng Kremesan ini dalam menu makanan atau bisa saja ayam Goreng Kremesan ini dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour. Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian.
5.2 Studi Hasil Penjualan
     Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target penjualan.Target penjualan ini bias ditentukan tiap hari,tiap minggu atau tiap bulan. Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam Prosentase,misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal. Namun demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.

Bab 6
Penutup
     Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan. Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis
     Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurangDengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.
     Semoga proposal usaha kecil warung ayam goreng kremesan diatas memberi inspirasi kepada anda untuk wirausaha

4. Simpulan
            Perbedaan proposal ilmiah dan semi ilmiah atau formal tidak formal terletak pada variasi atau bentuk dari bentuk proposal dimana proposal semi ilmiah atau tidak formal tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal dan berbeda dalam sistematika penyusunannya.
5. Daftar Pustaka
·      Pustaka web site.www.box.net/shared/u8h7d3xcc5
·      Darmayanti.nani,2006.”Persiapan UN Bahasa Indonesia untuk SMA”,Jakarta : PT.Multi Pratindo Persada.
·      Amaliyah.suci,2005.“Teknik Pembuatan Proposal”. From http://approdite1992.wordpress.com/2009/03/30/teknik-pembuatan-proposal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar