Kamis, 31 Maret 2011

Komputer Lembaga Keuangan Perbankan

Nama                 :  Amaliyah
Kelas                 :  3EA10
NPM                   :  11208512
Mata Kuliah        : KLKP




Rabu, 30 Maret 2011

Tulisan B.indonesia bulan ke-2

Nama                 :  Amaliyah
Kelas                  3EA10
NPM                   :  11208512
Mata Kuliah        :  Softskill B.indonesia 2

Pengaruh Bahasa Asing dalam Perkembangan Bahasa Indonesia


1. Latar Belakang

Nama ‘bahasa Indonesia’ adalah nama yang baru untuk bahasa yang sangat lama.  Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, yang dulu bahasa kerajaan Riau-Johor.  Selama zaman kerajaan itu bahasa Melayu menjadi cukup luas, karena kekuasaan kerajaan itu juga agak luas. Karena wilayahnya meliput Malucca Strait, kerajaan itu sangat berkuasa dalam perdagangan timur-barat; karena ini banyak pedagang dapat berbahasa Melayu. Dengan hasil ini bahasa Melayu diperluas sebagai pidgin dan creole, akhirnya menjadi bahasa penting seluruh wilayah yang sekarang bernama Malaysia dan Indonesia.
Nama ‘bahasa Indonesia’ hanya digunakan secara luas sejak zaman gerakan pro-kemerdekaan, dan terutama sejak Kongres Pemuda yang kedua pada tahun 1928, ketika bahasa Melayu dipanggil ‘bahasa persatuan’.

Alasan untuk pilihan bahasa Melayu cukup jelas. Pada zaman itu, gerakan pro-kemerdekaan mencari fokus untuk mempersatukan masyarakat Indonesia.  Biarpun kebanyakan orang Indonesia berasal dari Jawa dan jadi berbahasa Jawa, pemimpin Indonesia menganggap bahasa Jawa sebagai bahasa kurang bagus untuk beberapa alasan. Terutama di antara alasan itu adalah kepentingan mengurangi persepsi kekuatan orang Jawa dalam negara baru. Sudah ada persepsi bahwa orang Jawa yang paling kuat dalam koalisi daerah-daerah dan suku-suku di Indonesia, karena besarnya jumlah populasinya. Jika bahasa nasional ternyata bahasa orang Jawa pasti daerah lain akan dinomorduakan dengan peluang pembangunan dibandingkan Jawa karena mereka belum lancar bahasa nasional dan mungkin kurang lancar dalam argumentasi. Alasan kedua berasal dari ketakutan bahwa orang Jawa ingin membuat kerajaan baru dengan daerah dan suku lain hanya budak. Pilihan bahasa Jawa sebagai bahasa nasional, meskipun itu hanya bahasa satu daerah, tetapi dapat dianggap oleh daerah lain sebagai imperialisme. Jadi jika bahasa Jawa yang terpilih sebagai bahasa nasional daerah seperti Aceh, Sumatra, Kalimantan maka wilayah lain tidak ingin menjadi budak.

Karena alasan itu, bahasa yang baru harus digunakan adalah bahasa yang tidak digunakan oleh satu bangsa saja.  Tentu saja bahasa Belanda dipertimbangkan. Tetapi pemimpin Indonesia menganggap bahwa bahasa Belanda juga tidak cocok. Alasannya sederhana, karena bahasa Belanda merupakan bahasa imperialisme. Jika bahasa itu dipilih sebagai bahasa nasional, maka pilihan itu akan memperkaitkan Indonesia dengan Belanda ketika Indonesia mau dipisahkan dari Belanda. Jika bahasa Belanda yang digunakan, maka Indonesia memilih bahasa penindasnya. Karena alasan ini, bahasa Belanda tidak cocok untuk digunakan. Tetapi ada alasan lain bahwa bahasa Belanda tidak dipilih. Biarpun Indonesia dijajah Belanda cukup lama, namun pada zaman kemerdekaan, kebanyakan penduduk Indonesia masih tidak dapat berbahasa Belanda. Karena masyarakat biasa masih harus belajar bahasa yang baru, jadi mereka tidak perlu menggunakan bahasa penindasnya jika ada pilihan lain?

Jadi pemimpin Indonesia ingin menggunakan bahasa lain, sebagai bahasa yang lebih cocok untuk keperluan politik dan linguistik.  Bahasa tersebut adalah bahasa Melayu, sebuah bahasa yang sering digunakan untuk keperluan perdagangan dengan tradisi yang sangat lama2. Meskipun bahasa Melayu tidak digunakan oleh semua orang Indonesia, banyak orang berkelas tengah dapat berbahasa Melayu. Tetapi yang lebih penting, bahasa Melayu bukan bahasa Belanda. Jadi bahasa Melayu menjadi basis untuk bahasa nasional yang baru, bahasa Indonesia.

Pada awal sejarahnya bahasa Indonesia mengambil kebanyakan kata-kata yang baru dari bahasa Belanda. Tetapi pada waktunya nanti, bahasa Indonesia semakin mengganti bahasa Inggris sebagai bahasa luar negeri yang paling berkuasa.
James Sneddon yang bernama The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society, UNSW Press, 2003,

2. Masalah

Bahasa asing dapat mempengaruhi perkembangan bahasa indonesia

3. Isi

Bahasa Indonesia tidak lepas dari pengaruh bahasa lain, bahasa daerah, ataupun bahasa asing. Pengaruh itu di satu sisi dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia, tetapi di sisi lain dapat juga mengganggu kaidah tata bahasa Indonesia. Salah satu contoh pengaruh yang dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia ialah masuknya kata-kata tertentu yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Kata pikir, saleh, dongkrak, kursi, dan fakultas, misalnya, merupakan kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sekarang tidak terasa sebagai kata-kata yang berasal dari bahasa asing. Satu hal yang menarik berkaitan dengan kata-kata yang berasal dari bahasa asing itu ialah adanya pasangan kata yang "serupa tapi tak sama", seperti kata haji, hajah, almarhum-almarhumah, dan almukaram-almukaramah. Ketiga pasangan bentuk itu sudah berterima sebagai warga bahasa Indonesia. Di dalam kenyataannya, masih terdapat penggunaan kata-kata seperti itu secara tidak tepat. Kata haji-hajah, almarhum-almarhumah, dan almukaram-almukaramah merupakan bentuk serapan dari bahasa Arab. Kata-kata itu mempunyai makna tersendiri. Kata haji, almarhum, dan almukaram adalah bentuk yang digunakan untuk mengacu pada unsur tertentu (orang) yang berjenis kelamin maskulin (muzakar), sedangkan hajah, almarhumah, dan almukaramah dipakai untuk merujuk pada unsur yang berjenis kelamin feminim (muanas). Dengan demikian, kata haji, bermakna 'laki-laki yang sudah menunaikan ibadah haji', kata almarhum, bermakna 'laki-laki yang dirahmati', dan kata almukaram mempunyai makna 'laki-laki yang mulia'. Kata hajah bermakna 'perempuan yang sudah menunaikan ibadah haji', almarhumah bermakna 'perempuan yang sudah menunaikan ibadah haji', almarhumah bermakna 'perempuan yang sudah menunaikan ibadah haji', almarhumah bermakna 'perempuan yang dirahmati', dan kata almukaramah bermakna 'perempuan yang mulia'. Dalam bahasa kita, kata almarhum bermakna 'yang telah meninggal (laki-laki) dan almarhumah bermakna 'yang tealh meninggal (perempuan)'. Jika dilihat dari segi bentuknya, tampak bahwa untuk bentuk yang feminim dilakukan penambahan huruf tertentu, yakni (a) dalam bahasa asalnya. Jika ditransliterasi ke dalam bahasa Indonesia, huruf itu menjadi (h). Dengan demikian, haji, hajah, almarhum, almarhumah, almukaram, almukaramah itu merupakan tiga pasang kata yang berbeda, masing-masing mempunyai acuan yang berbeda pula. Banyak ditemukan bentuk-bentuk seperti itu sebagai akibat pengaruh bahasa asing. Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh lain. Maskulin (muzakar) feminim (muanas) muslim muslimah mukmin mukminah qari qariah hafid hafidah saleh salehah/salihah mubalig mubaligah mualim mualimah.

Pengaruh Bahasa Arab terhadap Bahasa Indonesia
 Bangsa Indonesia adalah negara terbesar yang berpenduduk dengan agama Islam. Sebagai negara Islam terbesar Indonesia dalam kehidupanmasyarakatnya mendapat pengaruh yang sangat besar dari Islam dan Arab sebagai daerah dan negara asal agama Islam. Arab mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia dalam adat-budaya, seni, arsitek, bahasa dan tata kehidupan bangsa Indonesia.Dalam hal bahasa, bahasa Arab banyak berpengaruh pada kosa katabahasa, hasil sastra budaya, penulisan-penulisan kata dan huruf-huruf serapanyang banyak menyerap dari bahasa Arab dan agama Islam. Hal ini terjadikarena dengan masuknya Islam di nusantara pada masa-masa awal,perkembangan dan penybaran Islam itu sendiri bersamaan dan disertai denganpenyebaran bahasa melayu atau bahasa Indonesia ke pelosok nusantarabersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah nusantara. Bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasaperhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan karena bahasa melayu tidak mengenal tingkat tutur, sehingga dirasa mudah dan lebih praktis. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar dan menggunakan bahasa indonesia uang itu semua merupakan pengaruh daribahasa Arab, seperti paragraf berikut ini:Dalam bulan Ramadhan banyak warga negara Indonesia yang beragama Islam menjalankan ibadah saum. Umat Islam dalam kehidupankesehariannya banyak melaksanakan aktivitas yang kental dengan suasanaperibadatan, mulai dari qiyamul lail, sahur, sholat jamaah, sodaqoh, tajil berbuka puasa, tadarus kitab, tarawih dan lainnya. Itu semua mereka lakukandalam rangka menjalankan perintah Allah Swt. dan bertaqorrub kepada-Nya.Pada paragraf di atas kita banyak menemukan kosa kata serapan daribahasa arab yang sudah biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari kitayang berasal dari bahasa arab, seperti ibadah saum, sholat, Qiyamul lail, sahur, sholat jamaah, sodaqoh, tajil, tadarus kitab, tarawih dan taqorrub. Kata-kata itu semua itu adalah merupakan pengaruh bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia ini.

Contoh-contoh dampak negative masuknya bahasa asing selain diatas antara lain:
Anak-anak mulai mengentengkan/menggampangkan untuk belajar bahasa Indonesia. Rakyat Indonesia semakinlama kelamaan akan lupa kalau bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. Anak-anak mulai menganggap rendah bacaan Indonesia. Lama kelamaan rakyat Indonesia akan sulit mengutarakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. mampu melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bahasa dan budaya sendiri.

Contoh-Contoh pengaruh positif bahasa asing bagi perkembangan anak antara lain :
mampu meningkatkan pemerolehan bahasa anak. semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris maka akan semakin cepat pula proses transfer ilmu pengetahuan menguntungkan dalam berbagai kegiatan (pergaulan internasional, bisnis, sekolah). anak dapat memperoleh dua atau lebih bahasa dengan baik apabila terdapat pola sosial yang konsisten dalam komunikasi, seperti dengan siapa berbahasa apa, di mana berbahasa apa, atau kapan berbahasa apa. anak akan melalui tahap perkembangan bahasa yang relatif sama meskipun setiap anak dapat mencapai tahap-tahap tersebut pada usia yang berbeda. sangat baik untuk kondisi fisik dan kemampuan kerja otak. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

4. Simpulan
Bahasa asing sangat mempengaruhi perkembangan bahasa indonesia, bahkan sering digunakan dalam bahasa sehari-hari yang menyebabkan masyarakat sering lupa dengan bahasa indonesia yang baik dan benar mulai menggampangkan untuk belajar bahasa Indonesia dan berlomba-lomba untuk mempelajari bahasa asing sedangkan bahasa indonesia nyang baik dan benar belum dikuasai.

5. Daftar Pustaka
·      Departemen Pendidikan Nasional, DendySujono, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008.
·      Buku Praktis Bahasa Indonesia,Departemen Pendidikan Nasional, Dendy,Sujono, Pusat Bahasa, Jakarta, 2003



Minggu, 27 Maret 2011

Tugas B.indonesia bulan ke-2

Nama                 :  Amaliyah
Kelas                  3EA10
NPM                   :  11208512
Mata Kuliah        :  Softskill B.indonesia 2


LAPORAN

1. Latar Belakang

Kegiatan menyusun laporan berbeda dengan menulis artikel atau menyusun suatu kegiatan. Kegiatan menyusun laporan pada dasarnya menuliskan kembali hasil pengamatan (observasi) atau mungkin pula pengalaman yang dialami. Dengan demikian, sebuah laporan yang baik harus menginformasikan hal yang akan dilaporkan itu berdasarkan fakta, baik berupa data-data tertulis, hasil rekaman, maupun berupa foto-foto.
            Laporan perkembangan pada prinsipnya berbeda dari laporan keadaan. Laporan perkembangan Bertujuan untuk menyampaikan perkembangan, perubahan, atau tahapan yang telah dicapai. Laporan keadaan mengandung konotasi bahwa tujuan laporan adalah menggambarkan kondisi yang ada pada saat laporan dibuat.
              Laporan merupakan salah satu jenis karya ilmiah yang harus memenuhi syarat objektif, lengkap, tepat waktu, dan menggunakan bahasa resmi (baku).
2. Masalah
     Membedakan antara laporan ilmiah dan semi ilmiah atau resmi dan tidak resmi.
3. Isi
Laporan adalah komunikasi penulis untuk menyampaikan informasi kepada pihak lain karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya, laporan berbentuk tertulis karena laporan merupakan suatu dokumen yang menyampaikan informasi mengenai seluruh masalah tengah diselidiki dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.
Laporan adalah karangan yang berisikan paparan peristiwa/kegiatan yang telah dilakukan.
*   Fungsi laporan :
-  Pertanggungjawaban bagi orang yang diberi tugas
-  Landasan pimpinan dalam mengambil kebijakan dan keputusan
-  Alat melakukan pengawasan bagi pimpinan, dan
-  Dokumen untuk bahan studi serta sumber pengalaman bagi orang lain.         
*        Laporan merupakan karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah memiliki ciri-ciri :
       1. Menarik (masalah yang dibahas harus menarik)
       2. Objektif (harus sesuai dengan fakta yang ada)
       3. Sistematis (mudah dipahami/dimengerti pembaca)
       4. Argumentatif (dapat mempertanggungjawabkan kebenarannya)
       5. Lugas (bahasa yang digunakan efektif dan logis)
*        Macam-macam laporan
Berdasarkan bentuk dan maksudnya, laporan dibedakan atas :
1. Laporan berbentuk formulir isian, laporan ini biasanya digunakan untu menyampaikan hal yang bersifat rutin dan sering yang berupa angka-angka. Pembuatan laoran cukup mengisi data sesuai dengan tuntutan formulir.
2.  Laporan bentuk surat, bentuk laporan ini sama dengan surat resmi pada umumnya.
3.  Laporan berbentuk momerandum, laporan berbentuk momerandum atau memo (saran, nota, catatan pendek mirip laporan berbentuk surat, namun biasanya lebih pendek). Laporan ini biasanya dipergunakan untuk suatu laporan yang singkat didalam intern organisasi, misalnya antara atasan dan bawahan.
4. Laporan perkembangan dan laporan keadaan
5. Laporan berkala atau laporan periodik, laporan berkala dapat dibuat dalam bentuk formulir isian atau bentuk momerandum.
6. Laporan laboratoris, laporan yang menyampaikan hasil percobaan yang dilakukan di laboratorium.
7.  Laporan buku (resensi)
*   Ciri laporan yang baik :
a. Ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas.
b. Didasarkan oleh fakta yang benar dan meyakinkan.
c. Disajikan secara lengkap.
d. Menarik dan enak dibaca.
*   Sistematika laporan
Secara umum, terutama laporan formal mempunya sistematika sebagai berikut.
1. Pendahuluan
       Berisi Judul, Pengesahan/persetujuan berisi tempat, tanggal, nama, dan tanda tangan pengesahan. Moto  dan Persembahan (jika perlu, Kata pengantar, Daftar isi, Daftar tabel.
2. Bagian isi
- Pendahuluan (BabI) yang berisi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, pendekatan untuk mengupas masalah, metode perolehan data, ruang lingkup / sistematika laporan.
- Isi (batang tubuh laporan) berisi uraian objek yang dilaporkan yang disusun dalam beberapa bab. Banyak sedikitnya bab tergantung pada objek / Kegiatan yang di laporkan.
- Penutup : merupakan bab terakhir yang berisi ringkasan / simpulan dan saran / rekomendasi.

3. Bagian penunjang / pelenkap penutup, bagian ini terdiri atas :
     - Daftar pustaka Lampiran-lampiran
- indeks : daftar istilah yang disusun secara alfabetis yang juga mencantumkan nomor-nomor halaman untuk memudakan pembaca mengetahui posisi istilah-istilah tersebut dalam sebuah laporan.
Laporan Semi ilmiah atau tidak resmi pada dasarnya sama seperti Laporan formal hanya saja unsur-unsur laporan formal ada yang dihilangkan pada laporan tidak resmi, dan penyusunan dan penggunaan bahasanya kurang ilmiah.



Contoh Laporan “Kuesioner/Penelitian Sederhana”
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan puji serta syukur serta atas rahmat dan hidayah dari Allah SWT yang telah memberikan kita begitu banyak nikmat yang tak ternilai harganya dengan apapun. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kembali kejalan yang di ridhoi oleh Allah SAW. Rasa syukur juga kami limpahkan karena telah menyelesaikan laporan kuesioner (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) yang fungsinya untuk mengetahui seberapa besar kualitas dan kuantitas ABA YPKK dari pandangan para Mahasiswa/I (Nama Kampus,,,,,,,,,,) Tak lupa juga ungkapan terima kasih kepada pudir/Dekan/Purek Bapak ,,,,,,,,,,,,,, dan dukungan dari Direktur ,,,,,,,,,,,,,, Bapak ,,,,,,,,,,,,,,,, yang telah mengizinkan untuk menyelenggarakan kuesioner tersebut.
Alhamdulillah kuesioner ini telah selesai berikut dengan laporannya, sehingga bisa membantu ,,,,,,,,,,,,,,, untuk bisa mempertimbangkan dari hasil kuesioner tersebut yang mutlak berasal dari pernyataan para Mahasiswa/I ,,,,,,,,,,,,,,,,,,. Proses kuesioner tersebut memang tidaklah terlalu sulit karena kami pertama-tama memberikan kuesioner kepada Mahasiswa/I ,(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) lalu setelah selesai dikumpulkan datanya dan setelah dikumpulkan data tersebut di olah atau di presentasekan di masing-masing pernyataan sehingga bisa menghasilkan data-data tersebut. Keakuratan data tersebut 98% valid dan hanya 2% yang invalid. Mohon kiranya setelah itu proses peningkatan dan perbaikan mutu perkuliahan di(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) bisa segera ditingkatkan.
Semoga apa-apa yang telah kita perbuat senantiasa mendapatkan ridhoa dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi kita di kemudian hari. Karena sesuatu yang baik adalah milik Allah SWT dan sesuatu yang kurang baik senantiasa tak luput dari kesalahan manusia yang tenpatnya salah dan lupa. Mudah-mudahan  hasil ini memcerminkan kita kearah yang lebih baik lagi dan terus berusaha semampu kita untuk memberikan yang terbaik. Amin
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Pondok cabe, Januari 2009
LAPORAN PENELITIAN KUESIONER
(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
LATAR BELAKANG
Kualitas dan kuantitas sangat penting dalam sebuah akademi untuk menjadikan para Mahasiswa/I menjadi lebih berkualitas yang bisa diterapkan baik itu masih dalam masa Kuliah atau setelah lulus nantinya. Untuk membangun itu semua tentunya tidaklah mudah bahkan memerlukan waktu yang cukup lama dan harus sejalan dengan Visi dan Misi Akademi. Banyak sekali upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hal tersebut salah satunya melalui Kuesioner yang berisikan masukan serta saran dari Mahasiswa/I itu sendiri. Hal ini sangat diperlukan agar kedepannya sebuah Akademi ini bisa menjadi lebih baik lagi dan untuk kepentingan bersama. Sebaliknya pihak akademi sangat terbantu dengan adanya kuesioner dari Mahasiswa/I untuk mengetahui apa saja yang menjadi kekurangan di dalam Akademi itu sendiri. Dengan dasar itu kami menyelenggarakan kuesioner tentang peningkatan kualitas dan kuantitas (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)yang dinilai dari pandangan Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) yang selama ini dirasakan.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas secara mutlak menjadi tanggungjawab pihak (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) akan tetapi (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) tidak bisa berbuat sendirian dan dengan adanya Kuesioner ini tentu bisa diupayakan agar semua yang didapat dari kuesioner ini menjadikan bahan dan hasil yang diinginkan bisa terwujud. Kuesioner ini mutlak dari hasil apa yang selama ini Mahasiswa/I rasakan selama kuliah di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dan tidak adanya paksaan atau sejenisnya sehingga timbul karena adanya rasa paksaan. Hal itu tidak benar dan hasilnya nanti adalah 100% suara dari Mahasiswa/I yang terangkum dalam poin-poin yang mewakili perasaan itu semua.
Dalam pelaksanaan kuesioner tersebut para Mahasiswa/I menyambut dengan senang hati atas diselenggarakan kuesioner ini dan sangat membantu tentang apa-apa yang dirasakan oleh Mahasiswa/I itu sendiri. Penerapan kuesioner ini dilaksanakan secara global tanpa menerangkan nama Dosen ataupun nama dari koresponden atau Mahasiswa/I yang ikut memberikan penilaian dalam kuesioner tersebut. Banyak hal yang didapat dari hasil kuesioner tersebut dan akan sangat baik jika penerapannya dan dapat direalisasikan dalam waktu yang tidak lama sehingga hasilnya bisa dirasakan oleh Mahasiswa/I itu sendiri.
TUJUAN DAN MANFAAT
Kuesioner ini mempunyai tujuan yang sangat baik dan membantu (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dalam pelaksanaan perkuliahan dan juga menjadikan salah satu cara untuk memperbaiki itu semua. Secara umum kuesioner ini sangat baik untuk dengan segera meningkatkan mutu pembelajaran di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Adapun manfaat yang didapat dari Mahasiswa/I yaitu menjadikan bahan masukan untuk (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) selama kuliah di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dan juga sebagai aspirasi yang selama ini mereka rasakan dengan kata lain untuk kepentingan bersama dengan hal tersebut. Sedangkan manfaat bagi (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) merupakan hal yang sangat baik agar senantiasa meningkatkan mutu pembelajaran dan pelayanan serta membangun (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) ini menjadi lebih baik dan berusaha agar menjadi yang terbaik.
SASARAN
Sasaran utama dari kuesioner ini adalah bagaimana cara mengetahui hal-hal apa saja yang menurut Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) sangat kurang atau yang menurut mereka perlu peningkatan dan kemajuan yang lebih baik lagi. Dengan adanya kuesioner ini diupayakan agar terciptanya hal-hal yang positif untuk membangun A(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)menjadi lebih baik lagi. Sekaligus menjadikan kualitas dan kuantitas yang senantiasa memberikan yang terbaik untuk Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) yang nanti setelah mereka lulus bisa menerapkan keahliannya di kehidupan yang nyata baik dalam lingkungan rumah maupun dalam dunia kerja, yang umumnya menggunakan keahlian yang dimiliki. Sasaran ini tertuju pada seberapa baik penilaian tentang A(Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) selama ini dari segi kaca mata Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dan juga sebagai tolak ukur akan kualitas dan kuantitas (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) melalui kuesioner tersebut.
WAKTU PELAKSANAAN
Adapun pelaksanaan kusioner ini yaitu pada hari Senin, 15 Desember 2008 pada saat hari terakhir dalam Ujian Tengah Semester. Dalam tata pelaksanaannya yaitu dimulai dari pemberian izin dari (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) untuk memberikan waktu agar dalam kegiatan ini para dosen yang mengawas jalannya UTS tidak terganggu dan juga mendapat rekomendasi dari Direktur (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Dalam pemberian kuesioner ini Mahasiswa/I diberikan terlebih dahulu kuesionernya dan diserahkan kembali setelah menyelesaikan UTS terlebih dahulu, baru setelah itu mengisi kuesioner tersebut.
HASIL YANG DIPEROLEH
Dari hasil penelitian yang berupa kuesioner untuk Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,), pernyataan yang didapat dan dirasakan oleh Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) ternyata banyak yang merasa kurang dari apa yang diinginkan dan hal tersebut terbukti oleh table di bawah ini yang menunjukan persentasi dari hasil kuesioner tersebut. Dari pernyatan dan makna dari setiap angka tersebut yaitu 1= Sangat buruk, 2= Buruk, 3= Cukup baik, 4= Baik, 5= Sangat baik. Table dibawah ini menunjukan hasil yang diperoleh dalam penelitian dalam bentuk kuesioner di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) tentang hal kualitas dan kuantitas (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dimata Mahasiswa dan Mahasiswi (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Ada banyak hal yang perlu ditingkatkan dan diupayakan agar menjadi lebih baik lagi sehingga para Mahasiswa/I menjadi lulusan yang professional dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
Dari presentase pada table yang berisikan kuesioner pertanyaan dan pernyataan tentang poin-poin akan kualitas dan kuantitas (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) banyak sekali yang perlu diperhatikan dan dapat dilihat dari rata-rata presentase ini lebih banyak dibawah 50% hal ini mengartikan bahwa pada umumnya Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) masih merasa kurang puas akan kualitas dan kuantitas yang ada di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,), berdasarkan hasil dari keseluruhan koresponden dan dilihat secara keseluruhan dan pada umumnya. Poin-poin dalam kuesioner yang menyatakan nilai sangat buruk poin pertama (1) menyatakan rata-rata penilaian koresponden 5%, sedangkan ada juga yang menilai dengan katagori Buruk yang dilihat dari poin dengan nilai (2) yaitu sebesar 10% jika dilihat dari nilai keseluruhan. Untuk nilai dengan katagori cukup baik dengan nilai (3) dan berdasarkan penilaian keseluruhan koresponden menjawab sebesar kurang dari 40% dari total kuesioner di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) sedang untuk katagori penilain baik dengan nilai (4) dari seluruh koresponden menjawab dengan nilai kurang dari 28%, dan untuk katagori dengan nilai sangat baik yang kami beri dengan poin (5) dari keseluruhan Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) memberikan penilaian yaitu kurang dari 15%. Nilai untuk ketidaksesuai mencapai 2% dan menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh 98% valid serta validitas akan nilai kuesioner ini mengimplementasikan akan dibutuhkannya peningkatan serta mencerminkan hasil yang berdasarkan kuesioner sangat kurang dari kualitas dan kuantitas di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,).
EVALUASI
Dalam kuesioner ini banyak hal yang perlu diperbaiki dan terus ditingkatkan agar apa yang menjadi visi dan misi dari (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) menjadi terlaksana dan menjadi lebih baik lagi serta bisa menjadi yang terbaik. Hasil rata-rata dari kuesioner ini membuktikan masih kurangnya kualitas dan kuantitas dari sebuah lembaga khususnya (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Jelas sekali dari hasil persentase kuesioner yaitu dibawah 50% semua hasil kuesioner tersebut yang mengidentifikasikan rasa kurang puas akan kebutuhan secara global yang dibutuhkan oleh para Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Selain itu dari kuesioner tersebut banyak juga yang memberikan saran dan kritik didalam kuesioner tersebut seperti, perlunya peningkatan Dosen pengajar, kekurangan tenaga pengajar (Dosen), perlunya peningkatan fasilitas perkuliahan, ada juga yang memberi komentar berupa peningkatan fasilitas lab computer dengan penambahan fasilitas internet, karena sekarang ini internet sangat penting dalam proses pembelajaran sebagai contoh bagaimana mencari data untuk tugas-tugas perkuliahan, serta penggunaan bahasa inggris yang masih sedikit dalam penyampaian perkuliahan karena bahasa inggris menjadi pilihan utama maka alangkah baiknya kampus menjadi tempat yang syarat akan bahasa inggris dan juga kurangnya pemasaran dari (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) sehingga dari tahun ke tahun Mahasiswa (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) hanya sedikit saja yang mau kuliah di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Dari komentar dan saran tersebut banyak hal yang perlu dicatat oleh (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) untuk terus mengupayakan peningkatan yang berkelanjutan. Peningkatan secara berkelanjutan bisa memberi harapan akan kemajuan dari (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dan mampu memberikan yang terbaik pada saat para Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) setelah lulus yaitu menjadi lulusan yang profesional.
KESIMPULAN
Hasil kuesioner ini bisa menjadi acuan (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) untuk senantiasa terus meningkatkan mutu perkuliahan di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,), hal ini menjadi penting karena dari data presentase kuesioner ini sangat membutuhkan perhatian dan tindak lanjut dari hasil ini. Ada indikasi bahwa rasa kepuasan akan kepentinggan perkuliahan yang terus ditingkatkan, baik itu dari kualitas materi pembelajaran perkuliahan sampai pada SDM dari dosen yang perlu penambahan karena idealnya dalam perkuliahan satu mata perkuliahan diajarkan oleh satu Dosen dan kualitas Dosen yang bisa ditingkatkan dengan memberikan pelatihanan di luar dari perkuliahan dan bimbingan bagi terwujudnya visi dan misi (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Hasil dibawah 50% dari total koresponden kuesioner tersebut sangatlah hasil yang mengecewakan dan sangat jauh dari perkiraan selama ini, data 50% diambil berdasarkan keseluruhan hasil kuesioner dengan penghitungan total dari semua jumlah pada table diatas tersebut.
Poin-poin dalam kuesioner yang menyatakan nilai sangat buruk poin pertama (1) menyatakan rata-rata penilaian koresponden 5%, sedangkan ada juga yang menilai dengan katagori Buruk yang dilihat dari poin dengan nilai (2) yaitu sebesar 10% jika dilihat dari nilai keseluruhan. Poin inilah walaupun nilainya tidak besar akan tetapi dua katagori tersebut sangatlah menunjukan bahwa selama ini kualitas dan kuantitas (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) masih jauh dari baik. Jumlah persentase tersebut memang tidak terlalu besar tapi jika kita perhatikan dengan adanya hasil kuesioner tersebut maka nilai 5% untuk kategori sangat buruk bisa mencerminkan adanya hal yang dimata Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) sangatlah buruk karena merekalah yang melihat dan merasakan dan untuk poin 10% dengan kategori buruk jelas sekali adanya kekurangan standar dari apa yang telah ada di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dan mohon terus diperhatikan agar untuk kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi dan hasilnya bisa langsung dirasakan oleh Mahasiswa/I (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Untuk itu sangat diperlukan perbaikan dan peningkatan kualitas dan kuantitas di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,)
PENUTUP
Kesempurnaan memang hanya milik Allah SWT dan kukurangan dan ketiksempurnaan tempatnya manusia, dengan mengucap syukur Alhamdulillah dan bersyukur akan Nikmat dari Allah SWT yang telah memberikan segalanya. Dari itu semua maka selesai pula laporan kuesioner (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dan bisa menjadi pertimbangan dan perhatian yang harus segera dilaksanakan agar menciptakan (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) menjadi yang terbaik. Banyak hal yang menjadi catatan (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) dari hasil kuesioner ini dan juga membutuhkan tindakan yang nyata dari hasil kuesioner tersebut. Sekiranya apa-apa yang telah menjadi acuan di (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) ini perlu peningkatan lagi sehingga apa yang semua kita inginkan bisa terwujud dengan baik.
Demikianlah laporan kuesioner ini disusun dan kiranya bisa menjadi data yang valid dari apa-apa yang dihasilkan kuesioner tersebut. Diharapkan untuk kedepanya bisa menjadikan (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,) ini terus berkembang untuk menjadi yang terbaik li tingkat (Nama Kampus/Skripsi dll,,,,,,,,,,). Segala apa-apa yang kita inginkan untuk kepentingan bersama tentunya menjadu mimpi dan keinginan kita semua agar bisa terwujud dan terlaksana. Yang perlu diperhatikan adalah menemukan bagaimana caranya agar bisa memperbaiki apa yang telah terdata dari hasil kuesioner ini dan bersama-sama bisa mewujudkannya.
Januari, 2009
Ttd
Ketua SENAT ,,,,,,,,,,,,,?kuesioner/Penelitian Sederhana”


4. Simpulan
Jadi antara laporan ilmiah dan semi ilmiah atau resmi dan tidak resmi yang membedakannya adalah unsur-unsur pada bagian laporan formal yang tidak semua ada pada laporan semi ilmiah, jika unsur bagian-bagian pada laporan ada yang dihilangkan maka disebut laporan informal.
           
5. Daftar Pustaka
·      Supriatna. Agus, 2006.”Bahasa Indonesia”,Bandung: Grafindo Media Pratama.
·      Yustinah, 2006.”Bahasa Indonesia”,Jakarta: Erlangga.
·      Faisal,2009. : “Contoh-laporan-kuesionerpenelitian-sederhana”. From wordpress.com

Sabtu, 26 Maret 2011

Tugas B.indonesia bulan ke-2

Nama                 :  Amaliyah
Kelas                  3EA10
NPM                   :  11208512
Mata Kuliah        :  Softskill B.indonesia 2

Proposal

1. Latar Belakang
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematik dan terperinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal (Finoza,1999:157) kedudukan proposal sama fungsinya dengan kerangka karangan.
Rrencana yang jelas tentu dibutuhkan saat akan memulai suatu kegiatan. Untuk itulah sebuah rencana kerja atau proposal untuk dibutuhkan. Adanya proposal tentu membantu mengetahui apa-apa saja yang harus dikerjakan, beberapa waktu dan anggaran biaya yang diperlukan untuk sebuah kegiatan. Proposal dapat Menjelaskan secara tidak langsung kepada pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan tersebut. Proposal juga rencana yang mengarahkan panitia dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
2. Masalah
     Membedakan antara proposal ilmiah dan semi ilmiah atau resmi dan tidak resmi.
3. Isi
            Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail.
            Proposal juga diartikan sebagai rancangan kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang ingin dilakukan. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan.
*   Be  *   Bentuk Proposal
     Proposal Rencana Kegiatan

-       Usaha (Bisnis)
-       Organisasi → Pengurus dan Kepanitiaan
-       Proposal Penelitian → Skripsi, Tesis, Magang
-       Proposal Bantuan Dana (Sponsorship)
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
*   Jenis-Jenis Proposal
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Proposal berbentuk formal, terdiri
2. Semiformal,
3. Nonformal
            Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1) bagian pendahuluan, yang terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan; 2) isi proposal, terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya; 3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
            Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.
*   Isi Proposal
            Jenis dari isi proposal ada dua, seperti yang diatas adalah isi proposal yang berbentuk kompleks, dan yang sederhana meliputi: nama kegiatan (judul), dasar pemikiran, tujuan diadakannya kegiatan, ruang lingkup, waktu dan tempat kegiatan, penyelenggara (panitia), anggaran biaya, dan penutup.
*   Ciri-Ciri Proposal
     1. Proposal dibuat untuk meringkas kegiatan yang akan dilakukan
     2. Sebagai pemberitahuan pertama suatu kegiatan
     3. Berisikan tujuan-tujuan, latar belakang acara
4. Pastinya proposal itu berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah di jilid   yang nantinya diserahkan kepada si empunya acara
*   Ada beberapa hal yang biasanya di detailkan dalam proposal bisnis:
1. Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
2. Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada pembacanya.
3. Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga mencapai tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca
*   sistematika penulisan proposal kegiatan secara umum adalah diantaranya harus ada :
a.  pendahuluan :berisis tentang latar belakang di laksanakan kegiatan tersebut..point pembahasan mengacu pada SWOT
b.  Dasar pemikiran: berisikan dasar yang digunakan pelaksanaan kegiatan, misalnya dasar yang digunakan secara umum, contoh : mengacu pada undang-undang no sekian...danseterusnya.
c.  Tujuan : tujuan apa yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut, tentukan juga output yang akan dihasilkan.
d.  Tema : tema apa yang di angkat.
e.  Jenis Kegiatan : menjelaskan rangkaian kegiatan
f.   Target : target kegiatan harus jelas
g. Sasaran peserta : membicarakan objek siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut
h. Waktu dan tempat pelaksanaan : membahas waktu pelaksanaan dari hari, tanggal, bulan, tahun
i.   Anggaran dana : jumlah dana pamasukan, pengeluaran, penulisanya di buat lampiran
j.   Susunan kepanitiaan : biasanya di tulis posisi kepanitiaan yang penting saja : misal Pelindung, Steering Commite dll
k.  Jadwal kegiatan : jadwal di susun sesuai dengan kalender kegiatan.
l.   Penutup : diini tentang harapan dan dukungan bagi semua pihak.

PROPOSAL USAHA KECIL BISNIS WARUNG AYAM GORENG  KREMES
     Usaha Kecil Menengah dalam pengembangnya diperlukan Studi Kelayakan Proyek walau dalam skala kecil dan sederhana,hal ini dilakukan untuk menghindari keterlanjuran penanaman Modal yang ternyata tidak menguntungkan (Suad Hasan,Suwarsono Muhammad,”Studi Kelayakan Proyek”,UPP AMP YKPN). Disamping Studi Kelayakan juga tak kalah penting adalah Riset Pemasaran hal ini dilakukan agar UKM tersebut dapat terbantu untuk mengetahui Keinginan,Kebutuhan sekaligus Kepuasan Konsumen (Nugroho J Setiadi ,”Perilaku Konsumen” Penerbit Prenada Media). Beberapa Aspek dalam Riset Pemasaran antara lain adalah Riset Harus memperhatikan masalah Budaya setempat,Sosial ekonomi,Pribadi dan Juga Aspek Psikologis dari Konsumen.
Dengan memperhatikan Studi kelayakan Proyek dan Riset Pemasaranya maka kita dapat menentukan jenis usaha apa atau produk apa yang akan kita kerjakan, dengan demikian resiko kegagalan dapat ditekan seminimal mungkin.
Bab 1
Pendahuluan
1.1.Tujuan Pengembangan Proyek
     Dalam rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha usaha yang bersifat Agresif, Kreatif, Penuh perhitungan dan Berorientasi Pasar. Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik,itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK. Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari Aspek Sosial,Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran.
1.2.Studi Kelayakan Proyek
     Dari Pengamatan Langsung dan dari data jumlah Mobil /Sepeda Motor yang melakukan Parkir di Rumah Makan Ayam Goreng yang sudah Cukup terkenal di Jogjakarta dimana rata rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Ayam Goreng Kremesan cukup laris dan memasyarakat serta dari segi Ekonomi layak untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan.
     Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan yang kurang terkenal yang notabene adalah produk Mitu dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan Terkenal di Jogjakarta dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 Ekor.
     Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek Ayam Goreng ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 15 Ekor ayam maka Omset yang diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam Goreng adalah Rp.30.000,- jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari ayam goreng yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang.
Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb :
1.Harga Ayam Hidup : Rp.20.000,-/Ekor
2.Biaya Bumbu dll : Rp. 2.500,-/Ekor
3.Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,-/Ekor
4.Biaya Iklan : Rp. 1.000/Ekor
5.Biaya distribusi : Rp. 500/Ekor
Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor
     Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.30.000,- dikurangi Total biaya sebesar Rp.26.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam. Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.
1.3.Usulan Proyek
Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity diharapakan adalah 15 % maka kiranya Proyek Ayam Goreng Kremesan ini layak untuk dipertimbangkan. Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan baku ayam kampung yang cukup melimpah di daerah Jogjakarta dan Sekitarnya sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin. Mudahnya membuat ayam Goreng Kremesan serta tidak perlu memakai resep yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan Produk ini.
Bab 2
Pengembangan Produk
2.1.Konsep Produk
     Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis masakan Ayam Goreng beberapa diantaranya adalah Ayam Goreng Manis , Ayam Goreng Model Kentucky ,Ayam Goreng Asin , Ayam Goreng Kremesan serta banyak lagi lainnya. Sedangkan Ayam Goreng yang akan dipasarkan adalah Jenis Ayam Goreng Model Kremesan, hal ini mengingat animo yang sangat besar terhadap jenis Ayam Goreng Kremesan. Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu. Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar.
2.2.Pengembangan Produk
     Pengembangan produk kedepan untuk produk ayam goreng ini agak sulit mengingat bahwa Model atau jenis dari masakan Ayam Goreng memiliki karakteristik tersendiri,pasar tersendiri dan langganan atau customer tersendiri pula.
     Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara pendistribusian ke langganan. Jenis Ayam Goreng model Kentucky mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap Produk Ayam Goreng Kremesan mengingat sama sama menggunakan Tepung dan mudah dalam Proses membuatnya.
2.3.Uji Produk
     Setelah kita mampu membuat produk Ayam Goreng Kremesan,maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya. Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa,kekenyalannya,kering dan tidaknya,serta yang tidak kalah penting adalah Higienesnya. Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur, Pekerjaan , tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk ayam goreng seperti apa yang mereka inginkan.
2.4.Persiapan Produksi
     Setelah kita mengetahui keinginan konsumen konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan Sumber Daya Manusia,Bahan Baku utama,Bahan baku tambahan,Alat Pengolah,Tempat Produksi,serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan. Sumber Daya Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk Ayam Goreng ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual,untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Goreng mutlak diperlukan. Ketersediaan Bahan Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup,mengenai bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat pengolah ayam Goreng Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan. Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Goreng Kremesan ini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi.
     Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp.450.000,- adalah sekitar Rp.5.000.000,- Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah.
Bab 3
Positioning Produk
3.1.Segmentasi Targeting Dan Positioning Produk
     Segmentasi Produk adalah proses menempatkan Konsumen dalam subkelompok di Pasar Produk ,sehingga pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan (“ Perilaku Konsumen” , Nugroho J setiadi ). Dengan kata lain Segmentasi Pasar adalah Proses mengkotak kotakan Pasar yang heterogen kedalam potensial Customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari Geografi,Demografi,Psikografi,dan Behavior (Tingkah Laku) untuk Ayam Goreng Kremesan ini kita akan mengambil Segmen Variabel Psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar Ayam Goreng Kremesan ini. Setelah kita mampu mengindentifikasi Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil Segmen tingkat sosial,maka selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran. Dalam hal positioning Produk Ayam Goreng Kremesan ini akan kita posisikan sebagai Produk Ayam Goreng dengan rasa yang sama dengan Ayam Goreng Kremesan yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh Masyarakat kalangan bawah (Murah). Atau dengan kata lain yang lebih simple adalah Ayam Goreng Kremesan dengan rasa yang enak dan harga murah. Positioning ini mengacu pada teori dimana Positioning Produk harus Jelas ,Berbeda dan memiliki nilai lebih.
3.2 Uji Studi Positioning Produk.
     Dalam melakukan uji Positioning Produk yang perlu diperhatikan adalah apakah setelah kita meluncurkan produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa produk yang kita bikin itu sesuai dengan kebutuhannya,berbeda dari produk pesaing,memiliki nilai tambah buat konsumen. Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning Produk Ayam goreng Kremesan maka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan Produk yang kita janjikan (yang didapat).
     Sudah barang tentu kita memerlukan Questionnaire yang agak berbeda dari Questionnaire Uji produk ,Pada Questionnaire Uji Positioning kita lebih menekankan Apakah Produk Kita berbeda dari Produk Pesaing dari segi rasa,harga,kemasan,cara penyajian dsb Dengan demikian dibenak konsumen Produk yang mereka beli haruslah ada kesan lain atau berbeda dengan pesaing.
Bab 4
Marketing Mix
4.1.Penentuan Harga
     Setelah menentukan Positioning Produk maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah Marketing Mix Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada, dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi, dan Place/ tempat /Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada,sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi.
     Dalam hal Ayam Goreng Kremesan dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah bawah maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung,
4.2.Penentuan Produk/Merek
Penentaun Merek produk dapat dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk tersebut,umumnya produk Makanan lebih memilih nama Generic dari Produk yang dibuat dengan ditambah label tertentu. Semisal ayam Goreng Suharti,Ayam Goreng Maryati,Soto Pak Marto,Soto Sholeh dan lain sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya nama Genericnya saja. Dengan demikian dalam membuat ayam Goreng Kremesan ini kita tidak boleh memberi nama hanya Ayam Goreng Kremesan begitu saja,namun harus ada label tertentu dimana label ini menjadi Faktor pembeda dari produk lain yang sejenis. Nama untuk Ayam Goreng juga dapat diberikan semisal asal resep,atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Ayam Goreng ini dibuat.
4.3.Promosi
Dalam melakukan Promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis besar promosi dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL)dan Below the line(BTL). Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV,Radio,dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen misalnya adalah Sponsorship didalam Event event tertentu,Direct mail,Demo Memasak dan lain sebagainya. Untuk Produk ayam goreng Media Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi langsung ke konsumen,dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa Ayam goreng tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain. Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk melakukan promosi Above The Line misalnya.
4.4.Distribusi/Tempat Penjualan
     Tempat penjualan produk ayam goreng ini hendaknya dipilih tempat yang benar benar Strategis,dengan Trafic yang padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat penjualan padat. Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying Signal,Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera tahu,dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal baru akan timbul.
Bab 5
Uji Pemasaran
5.1.Strategi Penjualan
     Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah Distribusi,Penyajian,dan tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk Pemasaran produk dengan skala kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya adalah menganut penjualan langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali dengan Produk produk food maupun Produk non food yang sudah berskala industri menengah atas yang suka atau tidak suka harus menggunakan jasa Distributor untuk memasarkannya. Namun demikian guna mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya. Sebagai Kota salah satu tujuan Pariwisata Keberadaan dari Produk ayam Goreng Kremesan ini sangat unik, tidak banyak Produk seperti ini beredar di luar jogja,untuk itu ,pada saat saat High Season saat liburan mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sarana penjualan. Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan Ayam goreng Kremesan ini dalam menu makanan atau bisa saja ayam Goreng Kremesan ini dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour. Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian.
5.2 Studi Hasil Penjualan
     Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target penjualan.Target penjualan ini bias ditentukan tiap hari,tiap minggu atau tiap bulan. Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam Prosentase,misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal. Namun demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.

Bab 6
Penutup
     Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan. Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis
     Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurangDengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.
     Semoga proposal usaha kecil warung ayam goreng kremesan diatas memberi inspirasi kepada anda untuk wirausaha

4. Simpulan
            Perbedaan proposal ilmiah dan semi ilmiah atau formal tidak formal terletak pada variasi atau bentuk dari bentuk proposal dimana proposal semi ilmiah atau tidak formal tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal dan berbeda dalam sistematika penyusunannya.
5. Daftar Pustaka
·      Pustaka web site.www.box.net/shared/u8h7d3xcc5
·      Darmayanti.nani,2006.”Persiapan UN Bahasa Indonesia untuk SMA”,Jakarta : PT.Multi Pratindo Persada.
·      Amaliyah.suci,2005.“Teknik Pembuatan Proposal”. From http://approdite1992.wordpress.com/2009/03/30/teknik-pembuatan-proposal/